Literasi untuk Kehidupan Perjalanan Misi Pemberantasan Buta Huruf di Pelosok Negeri

WhatsApp Image 2025-06-23 at 12.57.42 (2)

Di banyak pelosok negeri, buta huruf masih menjadi tantangan besar yang membatasi peluang hidup masyarakat. Yayasan Bantulah Usaha Pemberantasan Buta Huruf Indonesia hadir sebagai garda terdepan untuk menjawab tantangan ini. Dengan semangat gotong royong dan dedikasi yang tinggi, yayasan ini menjalankan berbagai program literasi untuk membantu anak-anak dan orang dewasa yang belum mengenal huruf.

Salah satu program unggulan adalah Kelas Baca-Tulis Dasar (KBTD), yang telah dilaksanakan di lebih dari 40 desa sejak 2020. Kelas ini sangat sederhana, menggunakan papan tulis kecil dan modul buatan tangan, namun dampaknya luar biasa. Banyak peserta yang awalnya bahkan tak tahu cara memegang pensil, kini sudah bisa membaca dan menulis namanya sendiri.

Program ini tidak hanya mengajarkan membaca dan menulis, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri. Seorang ibu rumah tangga di desa Banyumas bercerita bahwa kini ia mampu membaca petunjuk penggunaan obat untuk anaknya tanpa harus bertanya lagi pada orang lain. Hal-hal kecil ini memberi perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari.

Keberhasilan program literasi di lapangan sangat bergantung pada relawan pengajar, yang datang dari berbagai latar belakang. Mereka adalah mahasiswa, pensiunan guru, bahkan petani lokal yang dilatih oleh yayasan untuk mengajar sesama warga. Inilah kekuatan gotong royong yang menjadi napas dari gerakan ini.

Yayasan Bantulah juga aktif menggelar Sekolah Literasi Keliling, sebuah inisiatif di mana tim relawan membawa buku dan alat belajar menggunakan sepeda motor atau perahu untuk menjangkau daerah terpencil. Ini menunjukkan bahwa keterbatasan akses tidak menyurutkan semangat dalam menyalakan cahaya pengetahuan.

Tantangan utama dalam program ini adalah keterbatasan sarana dan dana. Namun, berkat dukungan para donatur dan mitra, kegiatan literasi tetap berjalan. Setiap bantuan, sekecil apa pun, telah menjadi bagian dari perubahan hidup banyak orang.

Pemberantasan buta huruf bukan hanya soal angka, tapi tentang memberi kesempatan hidup yang lebih layak. Yayasan Bantulah percaya bahwa saat satu orang bisa membaca, satu keluarga bisa berubah. Dan saat satu komunitas melek huruf, masa depan menjadi lebih terang.